Jumat, 31 Januari 2014

Kamis, 30 Januari 2014

Nyanyian Rindu Pada Orang Tuaku

Mama, Ayah...
Telah tiga minggu aku di rantau. Tak berbilang betapa rindu ini menikam hatiku. Tapi aku berjanji akan selalu kuat, aku berjanji takkan menangis bagaimanapun sulitnya keadaanku disini nantinya. 

Mama, Ayah...
Ketika pengumuman penerimaanku tiba, hatiku membuncah. Bukan semata karena aku diterima, tapi karena mimpi Mama dan Ayah berhasil kuwujudkan. Bukankah Mama dan Ayah begitu mengharapkanku menjadi Abdi Negara? Maka lihatlah aku Mama, Ayah.... Aku disini menunaikan mimpi itu, teriring doa dari Mama dan Ayah agar aku selalu kuat dan tabah.

Mama, Ayah...
Tak terhingga apa yang telah Mama dan Ayah lakukan disana demi kenyamananku disini. Demi tempat berlindung di daerah bebas banjir dengan fasilitas cukup, demi pakaian-pakaian yang harus aku beli untuk bekerja, demi makan setidaknya tiga kali sehari, demi kesehatan selama aku disini dan demi ketenangan batinku bekerja dengan menyelesaikan persoalan masa laluku.

Mama, Ayah...
Maafkan gadis kecilmu, malam ini aku tergugu menahan rindu. Andai diijinkan aku akan memilih berada di sisi Mama dan Ayah sampai aku menua nanti. Tapi Mama dan Ayah takkan membiarkanku diam di tempat. Mama dan Ayah mengajarkanku tentang mengejar ilmu dan bermanfaat bagi orang lain..

Mama, Ayah...
Zamrud Khatulistiwa ini membentang dari Sabang sampai Merauke, akan ada masa aku ditempatkan jauh dengan Mama dan Ayah. Tapi aku takkan menyesali, aku takkan mengeluh. Karena aku tau dimanapun aku nanti, ada doa Mama dan Ayah yang melindungiku.

Aku disini baik-baik saja Mama, Ayah...
Akan aku tunaikan tugasku sebaik mungkin. Demi masa depan keluarga kita yang lebih baik, demi teladan bagi adik-adikku yang kusayangi.

Malam ini aku menyerah, kubiarkan perasaanku tersayat rindu.

Rabu, 29 Januari 2014

Padamu Negeri, Generasi Muda Ini Mengabdi

Seminggu sudah saya merantau di ibukota, mulai suka sampai duka, mulai sehat sampai sakit, mulai beramai-ramai sampai merasa kesepian sudah dilalui. 

Ini masih langkah kecil, kawan. Jalanku menapaki hidup masih baru dimulai. Mari kita nikmati wangi udara ibukota sebelum kita harus melanglang buana ke seluruh nusantara. 

Kusadari pasti bahwa tugas mengabdi pada negara ini berarti bahwa aku harus siap ditempatkan dimana saja, selama bendera merah putih masih berkibar dengan gagahnya. Kusadari sepenuhnya bahwa suatu saat nanti pekerjaan ini membutuhkan toleransi besar dari suami dan anak-anakku kelak. -semoga cinta suami dan anak-anak membuat mereka lapang dada berbagi ibu mereka dengan kepentingan negara-

Meskipun keluhan dan curahan hati para pegawai kementerian keuangan berceceran dimana-mana karena sistem mutasi yang sadis, aku akan berusaha untuk menahan lisanku dari mengeluh. Aku akan mencintai pekerjaanku sepenuh hati. Aku akan menerima yang memang hakku dan menolak yang tak seharusnya kudapatkan.

Aku mencintai pekerjaanku, aku mencintai di belahan manapun negeri ini ketika penempatan nanti, padamu negeri aku mengabdi.

Sekeping Pemikiran Tentang Fenomena Ibu Negara

Semakin tinggi pohon maka akan semakin kencang anginnya. Saya prihatin dengan ibu negara, cuma upload foto cucu langsung dinilai tidak memikirkan nasib rakyat. Amboi... jauh sekali perbandingan kedua masalah itu. 

Sesibuk-sibuknya saya, kalau Ayah-Mama atau Adik atau orang berharga bagi saya telepon, saya pasti angkat meski cuma sebentar dan berjanji segera menelpon kembali. Apa itu sudah disebut saya menelantarkan tugas negara juga?

Mari kita menilai seseorang tidak hanya dari jabatan yang melekat padanya, nilai dia sebagai Ibu Negara yang memikirkan Negeri ini, Istri yang mencemaskan suaminya, Ibu yang mencintai kedua putranya, Mertua yang sayang pada menantu-menantunya dan Nenek yang memberikan segenap perhatian pada cucu-cucunya.

Mari belajar berfikir kompleks 


Perasaan Tak Pernah Mudah

Kalian lihat buku-buku tentang cinta itu?
Mulai dari yang bernafaskan religi sampai trik menghadapi gelombang cinta yang diadaptasi dari kebudayaan barat.
Buku-buku itu berjejer rapi dijual di toko buku, bagian itu tak pernah sepi dari remaja tanggung yang sedang kasmaran, jatuh cinta atau galau (istilah ngetren saat ini).
Mulai dari tips dan trik berkenalan sampai pernikahan, semua dibahas dengan mudah di buku-buku itu.

"Ngomong itu lebih gampang daripada melakukan" sounds familiar?

Bagaimana dengan perasaan yang hanya bisa ditumpahkan lewat tulisan? Bagaimana denga cintan yang tak pernah berani disampaikan karena takut jawaban tak sesuai dengan harapan? Jatuh cinta, tapi takut sakit. Hey, bukankah kata CINTA itu diawali dengan kata JATUH ?

Senin, 27 Januari 2014

Sakit Pertama di Rantau

Assalammualaikum,

Sudah memasuki minggu ketiga saya di rantau. Mulai homesick sampai hampir mati bosan sudah saya lalui. Mulai sehat sampai semalaman memegangi perut yang kumat sakit maag nya karena kebiasaan makan terlambat.

Ada perbedaan mendasar antara kantorku yang lama dan kantor sekarang. Perbedaan ini ada pada kebutuhan mendasar manusia : makanan. :D
Kalau di kantor lama jadwal makanku teratur , jam 07.00 sarapan, jam 10.00 makan gado-gado/ lontong balap, jam 13.00 makan siang di kantin, jam 16.00 makan sate/ mie ayam. Teratur tiap 3 jam sekali :))

Kalau di kantor baru, masuk kantornya lebih disiplin. Meskipun aku bangun pagi, tetap saja malas beli sarapan. Cuma makan biskuit di meja kantor, siangnya sering telat makan karena males turun keluar kantor. Kantorku segede ini nggak punya kantin loh. Jadi susah mau makan.

Seringnya nitip ke OB dan lebih mahal jatuhnya plus ngasih tip buat mas OB yang baek banget mau bawain aku makanan, daripada aku mati kelaparan kan nggak elit banget,hehehe...

Akhirnya perutku sering sakit, BAB nggak lancar, dan sering pusing. Pusing kelaperan... :(

Hari ini aku ngerasa pusing kuadrat, awalnya aku kira karena rambutku aku kuncir. Lalu ba'da shalat dhuhur aku lepas kuncir rambutku dan rambutku aku urai. Ternyata masih pusing, aku meraba bibirku dan pelipis, ada dua jerawat di bagian wajahku itu yang bikin cenut-cenut. Mungkin karena jerawat,pikirku.

Ba'da Ashar pusingnya semakin membabi buta. Aku akhirnya melihat apakah ada yang salah dengan behelku. Benar saja, gigi palsuku ikut tertarik ke belakang, akibatnya gusiku luka dan bengkak. Sakitnya bukan kepalang.

Akhirnya aku panik mencari rekomendasi dokter gigi spesialis orthodentist, gusiku sudah sangat bengkak dan sakit.  Sulitnya di rantau aku tidak tau harus kemana kalau sakit begini. Pulang kantor aku langsung telpon Prinda, salah satu sahabat disini yang udah kayak saudara bareng ama Erik dan Pandu. Minta tolong dibawakan obat penghilang nyeri karena gagal telepon dokter-dokter sekitar sini.

Sampe kos, rupanya dapat pizza juga :)) Meski kesusahan makannya karena gigi depanku sakit sekali tapi demi menghargai pemberian ya aku makan juga. Plus karena emang lapar banget :) . Lalu Nda datang bawain obat dan nyuruh beli Siomay yang lewat buat makan sebelum minum obat. Ahhh... bahagianya punya sahabat sebaik mereka... *ambil tisu*

Aku udah mellow aja badan meriang sendirian di kamar, eh mereka muncul lagi. Kami ngobrol bertiga, lalu Tusta lewat depan kost dan ikutan bergabung. Ummm..seneng deh :)

Asalkan kita beik dengan orang, orang pasti baik dengan kita. Dimanapun kita berada, semua akan jadi saudara.

Tidur, besok ke Rumah Sakit cikini... :)






Kamis, 23 Januari 2014

Setelah Seminggu Magang di Pengelolaan Kekayaan Negara

Assalammualaikum

Setelah satu minggu  saya magang di KPKNL Jakarta III , selama magang ini kami ditempatkan di seksi PKN, yaitu seksi Pengelolaan Kekayaan Negara.Seksi ini merupakan salah satu seksi paling sueksiiii yang pernah aku tau. Ya iyalah pertama kali bertugas langsung ke seksi ini.

Dulu buta masalah BMN sekarang udah tiba-tiba aja diperbantukan untuk Rekonsiliasi. Buat yang nggak tau Rekonsiliasi itu apa, rekonsiliasi adalah pencocokan data di SIMAK dan data di SAKPA. Simak sendiri adalah aplikasi untuk mencatat aset yang dimiliki oleh Satuan Kerja sednagkan SAKPA adalah aplikasi untuk mencatat uang yang dikeluarkan negara untuk dijadikan aset.

Antara uang yang keluar ama nilai barang yang dibeli itu harus sama :) untuk itulah ada rekonsiliasi.

Setelah satu minggu magang, kami akan disebar di seksi-seksi lainnya yang membutuhkan kami (ciyeehhh...berasa penting aja nih... :D ) lalu kami dikumpulkan di ruangan Bapak Kepala KPKNL , Bapak Arik. Beliau lulusan STAN dulunya. Kami dipertemukan dengan Kasi-Kasi yang lain, ada Pak Navis, Pak Andi, Pak Ghofar, Bu Maria, Bu Intan dan Pak Cecep. Kami perkenalan masing-masing dan begitu tau backgroundku anak Hukum, lulusan Universitas Airlangga dengan IPK cumlaude maka aku terancam masuk ke seksi Hukum dan Informasi. *******terancam********

Kenapa terancam? ya iyalaaah.. mau di HUKUM gimana nggak disebut terancam? Aku masuk DJKN karena aku pengen banget ngurusin Aset. Semua orang bilang Indonesia adalah negara yang kaya, nah aku kan pengen tau seberapa sih kaya-nya negeriku ini? :)
Kalau di bagian hukum...um..um... gimana yah,, seandainya boleh menolak aku mau menolak saja lah... hehehe..

Keputusannya, temenku si Danti yang cantik dan mungil serta manis manja gitu,hehehe  di Bagian Kepatuhan Internal. Widara yang dewasa dan Irawan yang polos tapi sekalinya ngomong bikin ngakak mereka di Seksi Pelayanan Penilaian dan saya???

Saya diputuskan di Hukum dan Informasi... *nangis darah deh*

Tapi Allah masih mendengar doa saya....
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Pada hari Senin saya naik delman istimewa ke kantor, ditengah hujan yang mendera saya membawa satu misi penting yaitu bahan Rakorda Bapak Kepala KPKNL, saya dan Danti menyelesaikannya di ruang KI sampe siang...
Saya lantas bingung harus ke Hukum dan Informasi atau saya ke Seksi Pengelolaan Kekayaan Negara. Jujur saya sangat berhasrat ke PKN, karena ritme kerja dan permasalahan serta banyaknya ilmu tentang aset yang bisa saya dapatkan disini. Saya berdoa habis-habisan deh setelah shalat dhuhur...

Saya sadar saya tidak hanya harus terima ditempatkan di bagian manapun belahan nusantara, tapi saya juga sadar harus mau ditempatkan di bagian manapun. Tapi saya mohon.... saya mohon tempatkan saya di posisi yang saya lamar yaitu Analisis Aset Negara meskipun pada kenyataannya formasi untuk kami ya nggak jelas juga di bagian mana nantinya.

Maka keajaiban itu datang juga, setelah shalat dhuhur, masih dengan mata berkaca-kaca eh.. KASI PKN menanyakan padaku aku mau di HI atau di PKN... *kecup basah sajadah* 

Mantap niatku melangkah ke ruangan PKN. Bareng Pak Ikram, Pak Irwan, Bu Asmiah, Mbak Septi (Pegawai Magang Lulusan Prodip STAN) dan dikomando oleh Pak Andi.

Maka passion saya bekerja kembali muncul, yang awalnya udah desperate banget, akhirnya semangat 89 dah!!!

Sudah 2 minggu saya bekerja disini dan alhamdulillah belum seharipun saya telat. Semoga budaya tidak telat ini terus saya bawa dimanapun saya ditempatkan (asal di PKN) Hahahahaha...





Jumat, 17 Januari 2014

Petualangan Mencari Kost Daerah Kwitang

Assalammualaikum,

Hari Sabtu kemarin akhirnya Saya, Prinda dan Pandu memutuskan untuk berkelana mencari kamar kost yang dekat dengan kantor tempat saya magang yaitu KPKNL Jakarta III.  Menurut mbak google sih kami harus cari daerah kramat kwitang, tinggal jalan kaki ke kantorku, daripada stay di hotel lama-lama juga bangkrut.

Kami berjalan kaki keluar hotel dan naik angkot M12,kami berencana turun di kwitang namun sayang, si Angkot justru naik fly over dan makin jauh dengan kwitang. Akhirnya kami nyebrang ke ruas jalan sebaliknya. Naik M12 lagi dan turun di.......................tempat yang sama ketika kami baru naik M12.

Haissh... Golongan orang macam apa coba yang naik angkot dari titik A ke titik B malah turunnya di titik A lagi. Udah gitu dari titik A ke titik B kami jalan kaki... hihihi... Ya gini ini orang jalan kaki tapi tetep keluar duit angkot. *jedotin kepala ke tembok*

Kost daerah Kwitang itu kebanyakan nggak ngasih tulisan "Terima Kost Putra" atau "Terima Kost Putri" atau "Terima Kost Putra/Putri" , yang ada cuma "Terima Penitipan Hewan" :))

Alhasil kami cuma menerka-nerka pokoknya bangunan tinggi, banyak jendelanya dan banyak motor yang diparkir disitu maka artinya itu kost-kost an :) Sungguh, belum apa-apa kami sudah jago di bidang Penilaian. Akhirnya aku mendapatkan kost-kost an juga, di rumah bapak RW yang baiiiik sekali. Kamarku berukuran 2,5m x 2,5m , kamar mandi luar tapi kasur dalam :) Alhamdulillah. Fasilitas ranjang trus kasurku empuuukkk sekali... ranjangku nomer 2, jadi gede bisa guling-gulingan. Sisi buruknya, karena kegedean ranjang, jadi berasa sepi kalau nggak ada suami *haaaaaiiishhhh.....*

Aku dapat lemari, terus fasilitas cuci setrika 2 stel pakaian tiap hari,, asik - asik, cuma tinggal nyuci daleman doang :p . Tapi ngomong-ngomong soal daleman nih ya, karena Jakarta dirundung hujan beberapa hari ini, akhirnya tuh cucian baju dalam udah berhari-hari nggak kering :( Akhirnya beli setengah lusin lagi deh di Tanah Abang. *elus-elus dompet*





Nah itu adalah kamar kost ku setelah aku belikan seprai (sebenernya dapat seprai sih, tapi kurang gede ukurannya jadi nggak rapi,makanya aku belikan lagi. Kira-kira biar bisa jadi kayak gitu aku ngabisin biaya sebagai berikut :

1. Keset dalam ruangan warna  hijau , beli di Pasar Senen (used) senilai Rp35.000
2. Bedcover Keropi , beli di Pasar Senen barang baru senilai Rp175.000
3. Bantal Panjang , beli di tanah abang senilai Rp45.000

Ongkos ngepel dan bersih2nya nggak usah lah yaaa.... , eh ya, gantungan kunci nya Rp1.000 :)

Ini adalah peraduan selama aku merantau di kerasnya ibukota, semoga betah...

Sabtu, 11 Januari 2014

Hari Pertama di DJKN , Yip Yip!

Assalammualaikum,

Hari ini tepat satu tahun dari malam-malam hampa di 2013, malam-malam dimana aku harus menatap langit-langit kamar dengan tatapan kosong.

Sekarang, tepat satu tahun, alhamdulillah.. Saya berada di salah satu kamar hotel di Jakarta, dengan janji kehidupan yang lebih baik. Dengan seseorang yang jauh lebih baik menemani hari-hari saya, meski belum jadi calon suami. :)

Nah, hari ini saya melakukan pelaporan ke unit di tempat bekerja yaitu : DJKN (Direktorat Jenderal Kekayaan Negara), tempat pertama pilihan saya dan alhamdulillah dituruti :D Hehehhe...
Dan karena rekan-rekan ingetnya nama TIAR NURITA maka jadilah saya ditunjuk sebagai Ketua untuk angkatan 2013 khusus DJKN. *tepok jidat*

Apa sih tugas ketua DJKN? Jujur aku juga gak paham,  yang jelas sih katanya kalau ada info terbaru, bakalan dikasih ke ketua trus ketua harus menyebarkan ke rekan-rekan lainnya. Karena anak DJKN 80 orang, itu artinya kalau lewat sms 350x80 : 28.000 untuk setiap informasi. Huhuhu... kalau ngikutin slogan DJKN yaitu 1 informasi setiap hari itu artinya, setiap hari sang Ketua harus merogoh kocek 28rb buat pulsa. *mangap-mangap*

Di jaman melek teknologi begini, saya gak kurang akal. Kalau grup Whatsapp cuma bisa maksimal 50, ya dibuatlah grup Kakao Talk, Line, FB dan BBM :)) iya sih nggak rugi pulsa buat sms, tapi kuota langsung ludes. Hihihihi.... Ga apa deh, demi....demi.... :)

Demi DJKN Jaya.

Oh ya, karena informasi sebelumnya menyatakan di DJKN itu kami magang menggunakan pakaian hitam-putih maka koperku penuh dengan baju hitam putih yang unyu-unyu, secara ya aku nggak suka pakai baju putih, biar bisa dipakai maka modelnya harus lain dari yang lain dong :)

Jreng...jreng ternyata magangnya pakai seragam sesuai peraturan kemenkeu yaitu :
Senin-Rabu kemeja Biru
Selasa- Jumat pakai Batik
dan Kamis baju bebas.

Isi koper saya cuma satu baju bebas, empat baju putih, dua celana hitam dan dua buah batik.
Alamat saya harus merogoh kocek lagi beli bawahan biru gelap dan atasan kemeja biru. Huhuhu... belom cari kost pula, Ya Allah...
Ya gini lah didikan Menwa, apa kata pimpinan ya ndak mau tau mintanya Senin udah pakai celana / rok biru gelap dan atasan biru muda ya mau nggak mau harus ada!

Saat pembagian tempat magang, saya mendapatkan tempat di KPKNL Jakarta III, yaitu Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Jakarta III, kami melayani daerah Jakarta Barat, 291 Satker dan 16 Kementerian/ Lembaga. Termasuk di dalamnya Kementerian Pekerjaan Umum *woooohhh*.

Hari pertama laporan, alhamdulillah kepala kantor dan jajaran staf nya sangat welcome, dan meningkatkan kecintaan kita pada DJKN, dan saya makin ngeces denger beliau sudah berkelana ke 4 Benua, dan menuntut ilmu dari Negara.... Ahhhhh... Aku harus BISA!!!

Aku udah pulang jam 5 lebih, karena harus belajar tentang Rekonsiliasi, well... belum apa-apa aku udah dapat pekerjaan merekon semua satker dan K/L di lingkungan KPKNL Jakarta III. Entah sampai berapa bulan kami disini, denger-denger kami akan dimutasi lagi ke kantor-kantor lainnya dan di pusat DJKN.

Dimanapun, dimanapun saya ditempatkan saya siap.
Saya paham benar konsekuensi nya ketika saya mendaftar pertama kali.

Bismillah, besok cari kost dan kemeja biru. Semoga lancar... amiiin....


Kamis, 09 Januari 2014

Perjalanan ke Jakarta, Jejak Langkah Pertama

Assalammualaikum,
Saat ini saya sedang berada di kereta, setidaknya 2 jam lagi saya akan sampai di Ibukota NKRI, Bismillah.

By the way,  saya punya inisiatif untuk membuat gath akbar cpns Kemenkeu tapi sayangnya, saya lalai memperhatikan bahwa flyer yang dibuat oleh salah satu tim kami memuat logo Kemenkeu.  Akhirnya kami nggak boleh menyebarkan flyer yang isinya database teman2 satu angkatan.

Nggak cuma dilarang, panitia yang namanya Rengga, Maruli, Pora, Maya, Sandy, Saya dan Helmida pun turut disidang. Padahal kami belum pernah saling bertemu. Yang lain sih sudah kemarin, pagi ini saya dan Helmida bersama Maya yang harus menghadap. InshaAllah... lancar :)

Kayaknya saya harus sungkem minta maaf ke temen2 regional Jakarta karena sudah membuat mereka cemas dan kebat kebit karena kejadian ini. Meskipun aku sudah minta ijin via telpon dan mendapatkan ijin, tapi rupanya birokrasi tetaplah birokrasi. Sehingga kami harus menyerahkan data yang sudah kami dapatkan dan membatalkan acara gath akbar tersebut.

Pelajaran buat saya kedepannya harus lebih matang dan jelas. Agar tidak merepotkan tim lainnya. Haiyah pemberkasan aja belum malah udah kenalan ama bapak2 di eselon III nantinya ini.

>.<

Namanya juga Tiar, selalu ada kejadian mengejutkan dan mendebarkan di hidupku.

Hehehhe...

Bismillah,  semoga nama Tiar Nurita Qadarsih di Kemenkeu sama bagusnya dengan nama ini di tempat-tempat lain. Amin.

Nah wangi Jakarta sudah mulai tercium, perpaduan macet dan banjir yang akan menyambut kami sesampainya di sana. Kota ini, tempat aku akan bekerja dan menikmati ritme hidup. Kali ini aku lebih siap. Bekalku cukup.

InshaAllah dimudahkan dan dilancarkan. Bakalan hapal rute busway dan hapal rute angkot meskipun aku udah mewanti-wanti diriku sendiri untuk nggak naik angkot. Heheheh....

And I am here, Jakarta.

Rabu, 08 Januari 2014

Kau yang Tak Teraih

Assalammualaikum,

Hari terakhir di Surabaya, semuanya sudah siap. Tinggal memasukkan beberapa kosmetik dan pakaian pelengkap maka kakiku akan mantap meninggalkan kota Pahlawan ini. Meninggalkan Mama dan Ayah dengan janji kembali membawa berita bahagia.

Selain perasaan sedih karena akan berpisah entah sampai kapan karena belum beli tiket pulang,  ada segelintir rasa yang menyelinap. Perasaan yang entah apa ini namanya, perasaan yang tak tersampaikan.

Aku jatuh hati, sejak ribuan malam yang lalu dan tak pernah berani berkata karena kau begitu sempurna dan tak teraih. Lalu kau hadir kembali di kehidupanku,  membongkar kenangan masa lalu. Kau tak pernah beranjak dari hidupku, tak pernah. Aku ingat caramu berbicara, ingat cara jalanmu, ingat bagaimana kau tertawa. Kau tak pernah pergi...

Kemudian kita bertemu lagi, kau masih sesempurna ingatanku. Kau semakin tak teraih. Maka aku cukup tahu diri untuk diam dan sekedar memimpikanmu. Aku bukan siapa-siapa, sungguh jauh diriku dari kata pantas untukmu.

Tak sesantun engkau, tak se kaffah engkau, tak sebaik engkau. Tapi perasaan ini begitu besar dan begitu kuat. Aku tak pernah merasa sesedih ini kala jatuh cinta, Kekasihku.

Aku sedih karena aku mencintaimu yang begitu indah, aku sedih karena aku mencintaimu yang tak teraih, aku sedih karena aku takut aku harus menikam perasaan ini sampai mati.
Aku sedih karena aku takut mengotori kesempurnaanmu, mengotori kesucian hatimu.

Berharap untuk kau miliki adalah salah satu mimpi besarku, memiliki madrasah keluarga dengan kau imamnya adalah tujuanku. Tapi entah mengapa, takdir tak pernah pasti dan aku tak kunjung berani.

Aku sedih, sedih karena tidak tau hubungan apa yang sedang aku jalani denganmu. Aku ingin menjaga hatiku dan diriku dengan berpuasa, tapi setiap malam tiba aku merindukan berbagi cerita denganmu. Bagaimanalah ini Cintaku, dalam hitungan beberapa jam aku akan pergi ke lingkungan yang baru, dalam beberapa jam aku akan berkumpul dengan teman-teman baru dan dari ribuan orang itu akan ada satu dua yang mendekatiku.

Lantas apa yang harus aku lakukan, Cinta? Istikharah ku bermuara padamu tapi kau tak kunjung bicara padaku. Aku mulai ragu arti mimpiku, apakah petunjuk atau bunga tidur semata.

Aku mencintaimu, dengan setulus hatiku meski aku sadar aku tak mampu.
Katakanlah padaku bagaimana perasaanmu, katakanlah padaku apa yang harus aku lakukan, karena jika kau minta aku menjalani hidup biasa saja seperti tidak ada apa-apa itu tak akan mungkin kulakukan.

Karena ada kamu, yang mencuri hatiku sejak pertama bertemu.


2008-2014

Selasa, 07 Januari 2014

Siap Pemberkasan, Siap Menuju Ibukota

Assalammualaikum. .

Packing sudah, tiket dan berkas juga sudah beres.
Besok InshaAllah meninggalkan kota kelahiran ku ini, menuju ke Ibukota. Demi bakti pada negeriku Indonesia.
Satu mimpi telah terwujud, langkah besar menjadi seorang abdi negara dan bekerja di Ibukota.

Semoga langkah ini dimudahkan, adaptasi baru di kantor pusat semoga lebih banyak membawa kebahagiaan daripada duka. Semoga kuat dengan berbagai cobaan. Amin.

Malam ini niatnya mau ngobrol2 sama Mama Ayah sebelum pergi entah untuk berapa lama. Tapi rupanya malah terjebak di Dokter Gigi. Dapat nomor urut paling bontot yang kira2 jam 11 malam baru masuk ruang dokternya.
Ya gak apalah, aku ga punya waktu lagi.

Btw, buat yang keterima di Ditjen Pajak alhamdulillah untuk OJT bisa pilih kota. Sedangkan aku yang diterima di DJKN nggak bisa memilih, udah pasti di Jakarta dan Sekitarnya. Aku berdoa semoga di pusat saja, biar langsung banyak yg dipelajari. Tapi dimanapun nanti ditempatkan ya harus siap lahir batin. :)

Oh ya, perasaanku lagi rentan, mungkin karena malam ini sebenernya aku pengen disapa dan ngobrol panjang tapi justru diketawain gara2 aku nanya hal yang aku ga tau... jadinya malah sedih.

Aku memang bukan perempuan serba tahu, karena itu kalau aku tidak tau, toling diberitahu. Kalau tidak mau memberitahu, setidaknya jangan tertawakan aku...

Sayang sekali malam terakhir ini berkubang luka...

Minggu, 05 Januari 2014

Mencintai dalam Diam, Merindukan dalam Doa.

Kekasihku,
Malam ini langit kelabu ragu-ragu. Dia tak menampakkan bintang, tapi tak juga menurunkan hujan. Kau bilang disana langit menjatuhkan rinai hujannya pada gerimis, langit kita sedang tak seirama.

Kekasihku, kupandangi langit malam ini, berharap rembulan membiaskan parasmu yang kurindukan. Berharap angin mendesiskan santun suaramu yang membuatku terpikat. Kau, bagiku kau adalah kesempurnaan yang tak teraih. Kesucian yang tak terjamah.

Kekasihku, setiap membaca pesan darimu pipiku bersemu merah, senyumku terkembang dan segala rasa sedih gelisah perlahan memudar. Kala melihat namamu menelponku hatiku membuncah menahan luapan gembira. Otakku bekerja keras mencari bahan pembicaraan, entah mengapa tak pernah ada habisnya.

Kekasihku, tidakkah terbaca olehmu betapa aku memiliki perasaan istimewa padamu. Perasaan yang tak akan pernah tersampaikan karena aku takut tak pada tempatnya. Karena aku takut merusak kesucianmu. Karena aku takut aku tak sesempurna engkau.

Tidak kekasihku, kau bahkan lebih dari sekedar pandai daripada sekedar tahu bahwa aku menyimpan perasaan istimewa ini untukmu. Aku menyimpan hati ini rapat-rapat. Aku lelah beberapa kali sudah harus mengganti hatiku dengan yang baru karena hati demi hati yang sebelumnya hancur dan terkoyak parah. Maafkan aku kekasihku, bila aku tampak begitu keras untuk kau dekati, begitu angkuh untuk kau lembutkan.

Maafkan aku yang berjuang sungguh-sungguh untuk menolak pesonamu, sekalipun itu sia-sia. Aku telah jatuh hati padamu sejak pertama bertemu, sejak memandangmu pertama kali, dan sejak kau mengenalkan dirimu pertama kalinya. Wajahmu terpahat sempurna di ingatanku, seklipun ribuan malam kita lewatkan tanpa pernah sekalipun bertemu kembali.

Kekasihku, takkah kau sadar betapa tingginya derajatmu di mataku. Kau dan kesederhanaanmu, kau dan keshalihanmu, kau dan sopan santunmu... Aku merangkak, berlari dan memanjat bersusah payah untuk menyamaimu, untuk dapat sekufu denganmu. Sekalipun aku tahu ini tak akan mudah, bukan berarti aku tak bisa.

Kekasihku, perasaan ini tak akan pernah terungkapkan padamu. Tak akan pernah keluar dari bibirku. Maafkan aku yang begitu keras kepala menyimpannya rapat-rapat, maafkan aku yang memegang teguh prinsip kehormatan wanita. Betapapun istimewanya perasaan ini, dia jauh lebih istimewa jika kau menjemputnya.

Kau boleh bilang aku sedang berjudi dengan perasaan istimewa ini. Bertaruh kau memiliki perasaan yang sama dan menjemput hatiku, atau suatu saat nanti aku harus menikam rasa ini karena mendengar kau di pelaminan dengan wanita yang bukan aku....

Kekasihku, lebih mudah bagiku mencintaimu dalam diam sampai waktu kita tiba...

Aku merindukanmu, tahukah kau? Atau kau sedang berpura-pura tidak tahu seperti biasanya, lantas menyindirku dengan halus hingga membuatku tersipu?

Aku merindukanmu, rindu yang juga takkan pernah sanggup keluar dari bibirku. Aku sering disergap perasaan bersalah bila mencoba mengutarakan perasaan istimewa dan rindu ini. Aku sering merasa terlalu lusuh dan kotor karena memiliki rasa ini untukmu.

Aku merindukanmu, merindukan ketenangan saat di dekatmu. Merindukan cahaya yang berpendar-pendar dari dirimu. Aku merindukanmu, dan setiap rindu itu muncul aku hanya bisa bersimpuh, beristighfar berulang-ulang.

Lebih mudah bagiku mencintaimu dalam diam, merindukanmu dalam doa.

Semoga Allah memiliki rencana indah bagi kita, Kekasihku...



Saya Gagal Pemberkasan Online

Assalammualaikum. ..

Well, tahapan berikutnya setelah dinyatakan lolos tes CPNS Kemenkeu adalah melakukan pemberkasan Online. Awalnya aku kira bakalan upload berkas2 gitu deh, makanya aku mau masuk kantor lama sampe Senin, maksud hati sekalian numpang fasilitas fotokopi dan scanner milik kantor. Hehehhee :)

Ternyata nggak, aku cuma perlu masukkan nomer surat keterangan sehat, skck, nomor surat bebas narkoba dan npwp aja. Asyik...jadi Senin cuma tinggal pamitan yuk dadah babay aja ama kantor lama. Kalau terlalu lama di kantor sebelumnya , ntar aku bakalan gagal move on. Jadi hari senin aku akan memanfaatkannya untuk foto2an bareng dan aku jadikan kalender 2014 . Biar selalu ingat dimanapun kami :)

Back to our main topic, darla.
Aku udah seneng banget nih mau pemberkasan online. Semangat 45 nyiapin semua nomer2nya. Ealah, ternyata gagal.
Udah coba cara yg dikasih di kaskus, clear cookies dsb juga masih gagal. Lantas mencoba pake IE, google Chrome sampe mozilla Firefox juga gagal total.
Lantas cara paling simple, pake BB dan Android juga gagal.

Malu bertanya sesat di pemberkasan.

Akhirnya aku telpon panitianya, aku bilang aja punyaku gagal total. Dia akhirnya memberikan solusi cerdas, saking cerdasnya semua orang juga tau bahwa ini adalah langkah yg memang harus kami lakukan : "COBA TERUS".

Aku bahkan sudah merepotkan orang lain untuk input dataku, merelakan privasi ku terbacaolehnya (hhahaha..anggep aja modus taaruf) tapi dia juga gagal.

Maka, karena saya bukan ahli IT saya menyimpulkan bahwa yang rusak bukan server, bukan perkara cookies and cream nya, tapi masalah user ID ku.

Pemberkasan akan berlangsung sampai tanggal 8, sedangkan pemberkasan fisikku tanggal 9. Pasti ada dispensasi untuk golongan orang2 gagal sepertiku.

Bismillah, semuanya berjuang ya.

Btw, ada 3 orang yang message aku  dan aku kasih tau kalau aku juga gagal, rata2 jawaban mereka :

"Nah kalau bu komandan juga gagal, saya lebih tenang sekarang"

Wkwkwkkw, aseeem... nyari temen buat mengadu nih rupanya. Yayaya... aku bukan nabi banyak gapteknya memang :)