Kamis, 30 Januari 2014

Nyanyian Rindu Pada Orang Tuaku

Mama, Ayah...
Telah tiga minggu aku di rantau. Tak berbilang betapa rindu ini menikam hatiku. Tapi aku berjanji akan selalu kuat, aku berjanji takkan menangis bagaimanapun sulitnya keadaanku disini nantinya. 

Mama, Ayah...
Ketika pengumuman penerimaanku tiba, hatiku membuncah. Bukan semata karena aku diterima, tapi karena mimpi Mama dan Ayah berhasil kuwujudkan. Bukankah Mama dan Ayah begitu mengharapkanku menjadi Abdi Negara? Maka lihatlah aku Mama, Ayah.... Aku disini menunaikan mimpi itu, teriring doa dari Mama dan Ayah agar aku selalu kuat dan tabah.

Mama, Ayah...
Tak terhingga apa yang telah Mama dan Ayah lakukan disana demi kenyamananku disini. Demi tempat berlindung di daerah bebas banjir dengan fasilitas cukup, demi pakaian-pakaian yang harus aku beli untuk bekerja, demi makan setidaknya tiga kali sehari, demi kesehatan selama aku disini dan demi ketenangan batinku bekerja dengan menyelesaikan persoalan masa laluku.

Mama, Ayah...
Maafkan gadis kecilmu, malam ini aku tergugu menahan rindu. Andai diijinkan aku akan memilih berada di sisi Mama dan Ayah sampai aku menua nanti. Tapi Mama dan Ayah takkan membiarkanku diam di tempat. Mama dan Ayah mengajarkanku tentang mengejar ilmu dan bermanfaat bagi orang lain..

Mama, Ayah...
Zamrud Khatulistiwa ini membentang dari Sabang sampai Merauke, akan ada masa aku ditempatkan jauh dengan Mama dan Ayah. Tapi aku takkan menyesali, aku takkan mengeluh. Karena aku tau dimanapun aku nanti, ada doa Mama dan Ayah yang melindungiku.

Aku disini baik-baik saja Mama, Ayah...
Akan aku tunaikan tugasku sebaik mungkin. Demi masa depan keluarga kita yang lebih baik, demi teladan bagi adik-adikku yang kusayangi.

Malam ini aku menyerah, kubiarkan perasaanku tersayat rindu.

0 komentar:

Posting Komentar