Kamis, 22 Desember 2011

Hampir Nabrak , Lagi ...

Assalammualaiku,
Aku tiba di kantor sekitar 40 menit yang lalu.
Aku masih deg-deg an, gemeteran dan berkaca-kaca.

Sepagi ini aku bangun jam 4 karena adekku minta diantar ke stasiun tapi aku ngantuk banget dan ga berani nganterin dengan motor. Lagipula aku ada upacara jam 7 pagi di Dinas. Akhirnya aku jadi rewel ga bisa tidur lagi, ugh mana semalaman aku susah tidur karena diare.
Adikku kena omel mamaku deh gara-gara tiba-tiba bangunin aku.


Lalu aku bangujn jam 6, ngerasain diare yang mendera diri begitu hebatnya akhirnya aku gulung-gulung di kasur- toilet - gulung-gulung di kasur - toilet. Yups, coba lari-lari kecil itu udah dianggep salah satu rukun haji... hihihi..

Akhirnya titip absen ke teman kantor buat upacara, sumpah ini tindakan yang tak pantas ditiru ya teman-teman, kecuali kepepet. :p
Special thanks untuk yang udah ngabsenin sebelum aku minta, mmuaach!! (nama dirahasiakan demi melindungi masa depannya)

Aku udah firasat ndak enak banget, makanya aku mengiyakan saat mamaku minta nemenin ke stasiun waru. Aku tau sih, itu hanya akal-akalan mama aja karena mamaku belom percaya aku nyetir motor sendiri. Love you mom...  Btw nih hari ibu loooh.. dan tadi pagi udah ngucapin dengan penuh ke-syahdu-an dan nanti nonton Hafalan Shalat Delisa lengkaplah cucuran air mata ini nantinya. hihihi...

Nah tiba-tiba pas aku lagi nyetir ada motor seenaknya aja motong di depanku, aku ga ngeliat lha wong ada bemo berhenti di tikungan kiri jalan, dia nyelonong aja padahal aku udah pelan-pelan tapi karena aku kaget dan trauma aku mencet klakson sekenceng-kencengnya. Fiuh..

Saking takutnya aku jadi nangis di jalan, untung pake Moket (Helm teropong baru pengganti Uket Biru dulu...) jadi mama ga tau kalau aku nangis.. Kalau tau aku gemeteran bisa-bisa hilang kesempatanku untuk bawa Cilu (The Name of My Motorcycle) kemana-mana lagi.

Dan sekarang saya di kantor, gemeteran dan pusing.
Antara menjual Cilu (menurut sugesti kan begitu yaaah? there is too much belieeeee....efs in Indonesia, kata bule di pesawat waktu aku ngobrol ama dia)
Tapi kalau dijual aku ganti pake apa? secara kondisi keuangan lagi dibawah rata-rata :p ntar malah kepake duitnyaaa.. :D hihihi..

Kalau nggak dijual, aku gemeteran bawa si Cilu. Tapi aku sayang banget ama Cilu. Si Ogel (kucingku tercinta) tiap malam selalu cium-cium si Cilu dan kadang duduk di jok Cilu lantas tidur disana. Mungkin si Cilu perlu aku mandikan kembang 7 rupa kali ya... :D

Di ruangan kali ini ada Pak Paring dan Pak Adam, ya Pak Adam masih duduk bersama kami disini jadi ya masih sering cekakak-cekikik bersama :D

Rabu, 21 Desember 2011

Welcome My New Boss

Kemarin, tanggal 20 Desember 2011 aku bangun tidur karena menerima pesan BBM dari BigBoss. Pesan tersebut menyatakan bahwa sejak hari itu boss saya sudah ganti, bukan lagi Pak Adam, melainkan Bu Hariani.

Sekilas aku akan menceritakan tentang Boss ku, Pak Ridolf Adam.
Pak Ridolf Adam, atau lebih mudah kita sebut Pak Adam, adalah seorang laki-laki (ya eyaaalaaah,secara dari tadi disebut “Pak”) yang berperawakan kurus kecil dengan tatapan mata aduhai. Eits..eits, jangan salah terka, tatapan mata Pak Adam itu penuh dengan aspek kemanusiaan, #Eaaa.... Iya loh, boss ku yang ini buaek banget.

Gajiku yang nearly UMR itu didukung dengan Boss yang pengertian ngasih aku jatah makan Gratis di kantin, ngasih aku kesempatan untuk menimba ilmu melalui Dinas Luar dan tentunya di setiap dinas luar sangat membantu perekonomian keluargaku. Belum lagi bonus-bonus setiap aku selesai melaksanakan tugas dengan baik. J
Well, bekerja dengan Pak Adam menimbulkan ritme kerja yang penuh keceriaan. Kami bisa bekerja dengan giat, tapi tetap penuh kekeluargaan. Pak Adam sukses membuat BMN menjadi lebih erat dan saling mendukung. Pak Adam memang punya jiwa sosial yang tinggi, dia gak akan tega membiarkan kami kekurangan. Kami sering melewatkan waktu untuk makan bersama, tidak pelit, bahkan jika beliau makan di luar maka beliau akan membawa makanan yang sama dengan dia makan untuk dibungkus buat kami semua.

Bagi saya pribadi, Pak Adam itu tidak hanya sekedar Boss,tapi juga ayah. Saya ingat sekali di siang hari beliau menanyakan kabar ayah saya, dan wajah saya berubah sedih dan hampir menangis. Kemudian di sore hari ketika saya pamit pulang, di depan teman-teman beliau, beliau tersenyum sambil berkata, “ini nih anak kesayangan saya”. Lantas sepanjang perjalanan pulang hati saya menjadi teduh. Ketika saya membutuhkan sosok ayah, ketika itu juga beliau dapat membuat saya merasa sebagai anak.

Sekarang, saya mempunyai Boss baru. Di dunia kerja memang semua unpredictable. We will never know who are our boss to be. Then, after Mr. Adam make a great goal for next year, ha have to loose it and give it to someone else. But, yeah this is a working area gals. When your Boss ask you to do something, even it will hurt you, you have to. There is no negotiation. I believe, there is a reason why Allah give us this condition.

Semoga Boss baru saya juga minimal sama atau lebih baik dari boss saya sebelumnya,Semoga Pak Adam makin maju dan berkembang dengan jabatan barunya. Orang baik kan selalu disayang Allah, sekalipun Pak Adam non-muslim. Yeah, saya emang nggak pernah tuh beda-beda in orang melalui agamanya, saya Cuma percaya bahwa hanya ada orang BAIK dan orang JAHAT. Apapun agamanya, kalau dia baik aku pasti lebih baik lagi. Kalau dia jahat, ya aku tak akan dekat-dekat. Draipada makan hati J .

Back to My New Boss, kali ini boss baru saya adalah seorang wanita dengan perawakan langsing dan proporsional. Rambut beliau pendek, dengar-dengar beliau berasal dari Makassar. Tentunya aku perlu beradaptasi dengan ritme kerja beliau yang sepertinya berbeda dengan ritme kerja bersama Boss Adam.

Seperti dulu jaman aku masih jadi Resimen Mahasiswa di Universitas Airlangga, aku dididik untuk selalu siap dengan segala kondisi, menghargai siapapun komandan saya, melaksanakan setiap instruksi secara Tanggap, Tanggon dan Trengginas. Kali ini, saya akan buktikan saya bertahan dengan siapapun komandan saya.
Working rule: “Whoever Your Boss, Just Do The Best”.
This entry was posted in

Selasa, 20 Desember 2011

Sesak dan Sendiri

Kemarin malam, tanggal 19 Desember 2011, cuaca sedang cerah malam itu, aku sendirian di dalam kamar. Aku sedang tiduran sambil membaca novel terbaru. Mamaku sudah berpamitan untuk pergi ke acara ulang tahun ketua PKK di kampung, adikku pamit untuk pergi nongkrong dengan temannya.

Tiba-tiba aku merasakan dadaku sesak, seketika. Aku sulit bernapas, apalagi perutku rasanya dikocok-kocok. Aku berusaha untuk muntah, tapi yang keluar bersama suara "Hooeek.." itu hanya angin. Aku gagal muntah. Aku coba mengusap minyak kayu putih ke sekujur badanku, tapi tidak banyak membantu. Dadaku justru terasa makin sesak.

Aku copot hotpants ku, aku hanya pakai daster longgar, selonggar-longgarnya. Tapi rasa sesak itu masih ada. Akhirnya aku putuskan lepas kutang, mungkin dadaku tumbuh lagi jadi sesek kali yak? *ngarep*
Lepas kutang ternyata tidak membantu banyak, semakin sesak dan aku mulai putus asa mencari tetangga, tapi semua pintu tertutup. Jelas sudah, jam dindingku dengan sumringah menunjukkan pukul 22.30. Saat yang tepat untuk masuk ke jebakan siluman mimpi *theme song kera sakti membahana sebagai latar....

Aku mencoba menghubungi mama dan adek tapi keduanya tak bisa dihubungi, masing-masing lupa membawa HP. Aku takut. Cemas. Galau.

Aku nggak mau mati duluan.. aku takut banget..

Aku tidak tahan untuk tidak menangis. Aku ngerasa kesepian di rumah dan butuh pertolongan.
Maka setelah menunggu di rumah sekitar setengah jam,yang menyiksa,  mamaku sedang panik mengusap tubuhku dengan minyak dan kecemasan. Lantas aku menuju ruang tamu, aku melihat raut wajahnya yang tampak tanpa ekspresi, dan melihat yang dia bawa dua bungkus roti.

Aku langsung makan roti tersebut, langsung muntah, minum sirup hangat, langsung muntah lagi...
Lantas disarankan minum antangin, istirahat.
Aku minum antangin langsung dadaku lebih longgar...

Ugh.. kan sekarang sesaknya datang lagi..Lanjut di entry berikutnya.

Persiapan Menjelang Pernikahan

Assalammualaikum, saat ini aku mau berbagi tentang Persiapan Menjelang Pernikahan, meskipun saya masih lajang, tapi berbekal berbagai sumber maka saya mau sedikit berbagi saja ya..semoga tulisan ini membantu.

Menjelang pernikahan, ini adalah hal-hal yang harus disiapkan : 
  1. Tentukan tanggal dan jam pernikahan   
  2. Tentukan jumlah undangan 
  3. Tentukan biaya dan tanggungan masing-masing pihak
  4. Tentukan tema pernikahan dan padu padan warna
  5. Tentukan venue dan vendor pernikahan
  6. Tentukan anggota panitia

Tanggal pernikahan harus ditetapkan lebih dulu agar mudah dalam menentukan gedung pernikahan, perhatikan juga jika ingin menikah di tanggal-tanggal unik 11-11-2011, 12-12-2012, 20-12-2012, atau tanggal sejenis itu maka harus segera memastikan gedung tersedia, penghulu tidak terlambat atau bentrok dengan calon pengantin lain dan sebagainya. Tentukan pula jam dimulai dan jam diakhiri acara, apakah dilaksanakan pagi hari, siang atau malam hari.

Jumlah undangan harus dipikirkan secara masak, apakah yang akan diundang hanya sebagian kecil sahabat atau seluruh teman. Ada baiknya ini didiskusikan berdua dengan pasangan, mengingat budget
yang tersedia karena jumlah undangan akan menentukan besar biaya souvenir, pesanan katering dan sebagainya. Jika perlu buatlah garis besar undangan misalnya teman SD, teman SMP, teman SMA, teman kuliah, teman organisasi, teman kantor, teman UKM dan jumlah keluarga yang akan hadir.

Setelah itu cobalah membuat rincian perkiraan biaya yang dibutuhkan. Bisa dengan menggunakan om Google, survei atau yang paling mudah hadiri saja pameran wedding yang biasanya dilangsungkan mendekati bulan-bulan perkawinan. Setelah itu bicarakan dengan pasangan, bagaimanakah pembagian kewajiban pembiayaan pernikahan, apakah sebagian besar ditanggung pihak wanita atau pihak laki-laki atau akan dibagi dua.

Tentukanlah tema pernikahan yang akan diambil, apakah eropa, jawa, sesuai adat calon pengantin pria atau wanita, atau tema timur tengah (yang lagi saya pikirin mau saya angkat untuk tema wedding day saya,hihihihihi...) Setelah tema ditentukan saatnya menyesuaikan padu padan warna yang akan digunakan, ada baiknya minta banyak pertimbangan, jangan sampai warna yang kita pilih tampak tidak sesuai dengan tema atau padu padannya kelihatan norak. ups!

Tentukan lokasi pernikahan setelah kamu survei ke gedung yang akan digunakan, apakah gedung tersebut di lokasi strategis, mudah dijangkau, akses parkir mudah, dan tentunya apakah muat untuk jumlah undangan. Tanyakan pula mengenai ketentuan sewa, misalnya dari jam berapa sampai jam berapa, fasilitas apa saja yang di dapat dan adakah charge bila menggunakan vendor lain untuk dekorasi, katering dan entertain.

Hal yang harus disiapkan adalah kepanitiaan untuk pesta pernikahan, pastikan anda meminta bantuan kerabat atau orang-orang terdekat yang memiliki kompetensi. Panitia ini bisa berisi Pager ayu, pager bagus,(pager betis), pengawas konsumsi, keamanan, penjaga souvenir, penerima tamu dan sebagainya.

Setidaknya itu yang saya pikirkan untuk pesta pernikahan secara garis besar,mengenai checklist secara mendetail mungkin akan saya posting di entry berikutnya, well... sebenarnya hanya bertukar pikiran saja, jika masih ada yang kurang monggo ditambahkan :)

Senin, 19 Desember 2011

Nostalgia 2011


Assalammualaikum,

Desember selalu menjadi bulan penuh kisah, penuh cerita dan penuh kenangan sepanjang tahun. Mulai dari tawa yang membahana sampai sedu sedan. Begitu pula Desember bagiku seolah menjadi akhir dari cerita sepanjang tahun berjalan.
Dimulai dari bulan Januari dimana aku masih senang- senangnya dengan motor baruku, lalu senang-senangnya kelayapan dengan kameraku yang tersayang, hingga dimulainya kisah cinta dengan seorang lelaki yang,well, kembali ke selera masa lalu, yang perbedaan usia kami cukup jauh...
Tahun 2011 merupakan masa-masa dimana aku kembali menjadi, ya.. masa-masa aku lupa pada Allah SWT, banyak dosa, bahkan berlumuran dosa. Aku mulai direpotkan dengan tanggung jawab mencari uang sebanyak mungkin untuk keluarga, hingga shalat lima waktu pun tertunda bahkan akhirnya menjadi kebiasaan dan meninggalkan.
Harusnya cobaan di tahun ini, dimana aku harus kehilangan sosok ayah di dalam rumahku, membuat aku semakin dekat dnegan Allah tapi sayangnya aku malah melupakan dengan alasan lelah bekerja seharian, garap proyekan hingga cari tambahan penghasilan disana sini.
Tahun ini aku jadi suka makan, berat badanku jadi bertambah dan tak terkendali. Meskipun pernah mendapatkan berat badan 48Kg tapi akhirnya aku sakit pendarahan usus diakibatkan dietku yang ga aturan cuma makan sekali sehari dan kurang minum. Hedeeeh...
Tahun ini aku sempat berbulan-bulan merasa tertekan karena hubunganku dan Mas Wiji tidak mendapat restu orang tua yang membuatku seringkali meminta Mas Wiji meninggalkanku, tapi dia selalu bertahan dan menyemangatiku. Akhirnya di akhir tahun ini, hubungan kami direstui bahkan ayah memintaku mulai menabung untuk pernikahan....
Alhamdulillah...
Betapa banyak karunia Allah di tahun ini yang menamparku seolah mengingatkanku akan keberadaannya. Sekalipun kami selalu hidup dalam keterbatasan tapi Allah senantiasa menolong lewat caraNya. Kami memang selalu tegang tiap menghadapi tagihan-tagihan, biaya pendidikan sampai uang sewa rumah tapi Allah selalu bermurah hati memberi rejeki lewat jalan tak terduga.
Terutama aku bisa selamat dari kecelakaan, motorku masih bisa digunakan dan meski bibirku dijahit sedemikian rupa saat ini sudah hampir kembali normal dan hampir tak menyisakan bekas di wajahku kecuali gigiku yang rompal,hahaha.
Terimakasih Ya Allah, atas keselamatan, berkah dan karunia di 2011, atas keluargaku yang masih saling menyayangi, atas sahabat yang senantiasa menolongku, atas pasangan yang dengan sabar selalu disampingku dan menerimaku apa adanya.
Maafkan Tiar Ya Allah, yang selalu lupa bersujud di hadapanMu. J

Jumat, 16 Desember 2011

Apa yang Saya Pikirkan tentang Pernikahan?

Assalammualaikum,

Akhir-akhir ini sahabat-sahabat saya banyak yang membagi cerita tentang pernikahan, mulai dari harapan, halangan menuju pernikahan, persiapan pranikah, hingga kehidupan setelah menikah. Melalui kisah sahabat- sahabat saya tersebut lantas banyak yang saya pikirkan.

Bisa dibilang saya adalah seseorang yang sangat bersemangat menemukan hal baru, demikian pula hal nya saat orang tua saya mengijinkan saya menikah dengan lelaki yang membuat saya jatuh cinta (lagi). Namanya Wiji Kustiawan, lelaki berusia 30 tahun yang bertubuh sehat dan berwajah bulat manis. Cara dia menatap saya, cara dia mengingatkan saya dan cara dia menerima apa adanya diri saya lah yang membuat saya memutuskan memperjuangkan hubungan kami.

Ketika ijin menikah telah turun, saya yang biasanya serta merta merencanakan langkah-langkah berikutnya kini tidak lagi dapat gegabah. Menikah bagi saya cukup sekali seumur hidup saya, kecuali jika Allah menentukan lain. Maka saya harus berfikir berulang kali dan memikirkan masak-masak. Pada awalnya saya menjadi sangat mudah marah pada Mas Wiji, hal yang dia lakukan di luar ekspektasi saya membuat saya terpancing emosi.

Ditambah sehari setelah ijin turun, saya mengalami kecelakaan yang membuat kepercayaan diri saya seketika luruh dan berantakan. Saya menjadi gadis kecil yang merengek minta ditemani setiap saat, setiap Mas Wiji pamit pulang saya akan memasang wajah masam, merengek minta injury time 30 menit lagi. Kebanyakan sih dia tidak mengabulkan dan saya akan tampang muka kecut. Tetapi masih cinta lah yaaa... hehehe..

Back to our main topic,Saya terlahir sebagai anak sulung di keluarga, kedua adik saya masih kuliah di semester awal, kondisi perekonomian keluarga saya alhamdulillah cukup untuk kami sehari-hari. Meskipun rumah kami masih menyewa tapi alhamdulillah kami punya tempat berteduh dan Allah selalu memudahkan rejeki pada waktunya.

Saat ini sebagai satu-satunya pekerja di rumah saya, maka saya bertanggung jawab terhadap keberlangsungan pendidikan adik-adik saya demikian juga memenuhi kebutuhan orang tua saya sebagaimana beliau mencukupi kebutuhan saya ketika saya kecil.

Seorang teman saya bercerita pada saya, dimana saya harusnya menyegerakan menikah karena sudah ada calon yang pas, calon yang siap sedangkan teman saya yang berusia hampir seumuran Mas Wiji (teman saya wanita) kesulitan menemukan jodoh padahal ingin segera menikah.

Ya, memang saya sangat ingin menikah, ingin menghalalkan hubungan kami agar tak menimbulkan fitnah. Terlebih sejak kecelakaan ini saya jadi lebih sering introspeksi diri, betapa saya kerap kali melupakan shalat lima waktu ketika bersama dengan Mas Wiji. Astaghfirullah... 
Lalu saya sadar, hubungan kami seharusnya membuat kami semakin dekat dengan Allah, bukan semakin membuat Allah cemburu. Sungguh perkara mudah bagi Allah untuk menjauhkanku dari hal yang membuatnya cemburu.

Keinginan menikah yang begitu besar ternyata tidak berbarengan dengan kesiapan saya.
Saya memperhatikan bagaimana Mama saya dapat bersosialisasi dengan warga sekitar tanpa meninggalkan kewajiban mengurus rumah tangga. Itu bukan perkara mudah.
Mudah jika saya membayangkan saya akan bangun pagi hari, memasak, mengantarkan suami saya atau kami berdua berangkat kerja bersama, pulang sebelum suami saya pulang, menyiapkan makan malam, belum lagi mengurus anak, membersihkan rumah dan sebagainya...
Sungguh bukan perkara mudah, bisa jadi semua akan keteteran. Tapi semua memang melalui proses belajar.

Saya juga belum punya bekal cukup agar nanti bisa jadi istri yang baik, modal yang saya miliki untuk menjadi calon ibu yang baik juga rasanya belum ada. Ya, saya suka anak kecil tapi memastikan anak saya nantinya dapat tumbuh dan berkembang di lingkungan yang baik, menjadi anak yang shaleh dan berpendidikan serta berwawasan luas itu lagi-lagi bukan perkara mudah.

Benar, hal demikian bisa jadi hanya kekhawatiran saya semata. Semua akan lancar ketika dijalani. Tetapi ada satu hal yang membuat saya benar-benar berfikir.
Saya merasa belum cukup membalas budi kedua orang tua saya.

Ketika saya menikah, saya akan lepas dari kedua orang tua saya. Membayangkan meninggalkan kedua orang tua saya di tengah permasalahan yang ada saat ini membuat saya berat. Saya harus memastikan orang tua saya memiliki kediaman tetap sebelum saya meninggalkan kedua orang tua saya. Saya juga harus memastikan bahwa perencanaan keuangan saya setelah menikah memuat pemenuhan terhadap keberlangsungan pendidikan kedua adik saya.

Mengingat bagaimana kedua orang tua saya merawat saya saat saya tidak bisa berbuat apa-apa saat kecelakaan, mengingat Mama yang tidak bisa tidur selama saya menggeliat kesakitan meskipun tengah malam dan melihat rona kecemasan ayah saya yang nekat ke rumah mempersiapkan alat bantu saya makan dan minum sekalipun itu hal yang membahayakan bagi dirinya, membuat saya tidak mampu menahan bendungan air mata saya.

Seumur hidup saya bahkan rasanya tidak mampu membalas kebaikan orang tua saya.
Bahkan orang tua saya mengikhlaskan saya menikah tanpa meminta saya memastikan kediaman bagi beliau, justru meminta maaf atas ketidakmampuan beliau membantu pernikahan saya nantinya.
Sungguh bagi saya, pesta pernikahan saya tidak akan meminta dari orang tua saya, sudah mewah bagi saya jika saat itu ayah saya dapat hadir menjadi wali.

Pesta pernikahan adalah ujian awal mengatur keuangan bersama pasangan, saat saya berani menikah maka saat itu adalah titik awal saya mandiri seutuhnya. Pernikahan itu untuk saya dan pasangan, sekalipun saya pihak wanita saya tak akan memaksakan diri mengadakan pesta mewah. Saya hanya ingin pesta pernikahan islami yang sederhana namun meriah. Hehehehe.. kan kerabat serta teman saya banyak.. kalau di gedung mahal dan nggak muat ya saya usulkan resepsinya di Lapangan Bola Gelora 10 Nopember aja... :D

Ya, harusnya kita memang berlomba-lomba dalam kebaikan, berlomba-lomba mencari pahala termasuk menyegerakan menikah. Tetapi saya harus memikirkan bahwa perbedaan antara menyegerakan menikah dan tergesa-gesa menikah itu sangatlah tipis.

Kepercayaan Diri vs Gigi Ompong

Assalammualaikum,

Well, setelah kejadian 6 Desember itu dan di saat aku harus masuk ke kantor setelah hibernasi seminggu lamanya dan bengkak berkurang, maka tampaklah perbedaan mendasar pada wajahku. Yeah, gigiku yang rompal alias tercabut sempurna di bagian depan itu, gigi kelinci yang menurutku selalu kebesaran itu..akhirnya membuat wajahku tak lagi bisa senyum sumringah.

Tiap mau senyum aku kesulitan nempelin bibir atas dan bibir bawah, soalnya yang atas masih bengkak. Kalau mau narik simetris juga susah soalnya ada gigi ompongku yang bikin aku keliatan sangat lucu. Buktinya tiap kali aku tertawa pasti deh yang ngeliat aku langsung ngakak tertahan. Padahal ya aku ga tersinggung kok meskipun ngakak sekenceng-kencengnya, paling cuma nge-gampar biar ompong ada temennya. hahaha....

Sedikit banyak aku mengalami krisis kepercayaan diri sejak gigiku yang kelinci ini hilang, aku benar-benar lebih rapet jaga mulutku tetap terkunci terlebih darah masih senantiasa merembes dari bekas pencabutan brutal gigiku ini.

Jadi setelah berkonsultasi dengan dokter gigi yang merawat gigiku ini, maka yang harus dilakukan adalah menunggu jahitan di bibirku ini kering baru setelahnya dilakukan pemasangan kawat gigi (lagi) untuk mengembalikan gigiku yang meluntir. Lalu dilanjutkan dengan pemasangan gigi palsu sementara agar ndak ompong begini, selanjutnya setelah semua beres, gigiku udah rapi maka diganti dengan gigi palsu permanen.

Well..pemasangan gigi palsu sementara itu sendiri akan menghabiskan waktu sekitar 2-3 bulan. Artinya aku harus tahan bogang selama itu. Ga masalah sih,tapi bibirku yang kering ini jadi sangat kasar dan ga nyaman.
Hari ini aku bekerja di kantor, lagi berdua doang ama boss di ruangan. Boss mau makan lontong balap dan aku mau ikutan, hehehe.. ntar gimana cara makannya itu belakangan, yang penting kenyaaaaaang....

Kamis, 15 Desember 2011

Tragedi 6 Desember 2011 dan Hikmahnya ^.^

Assalammualaikum,

Kali ini,setalah berulang kali diingatkan dengan melihat kecelakaan di depan mata, aku yang jadi pelaku serta korban atas kecelakaan lalu lintas di Jl, Ahmad Yani, Surabaya pada tanggal 6 Desember 2011.

Sebelumnya...

Pada hari Senin kuturut ayah ke kota... eh, hari Senin ayah menelponku dan secara tiba-tiba memberiku restu untuk menjalin hubungan dengan kekasihku yang berbeda usia 8 tahun. Aku tidak tau apa yang mendasari ayahku hingga berubah pikiran begitu,tapi sayangnya yang aku rasakan justru semakin..takut. Selain semakin bahagia tentunya...

Aku tersenyum ketika ayahku mengijinkanku lewat telepon dan makin ngakak ketika mendapati ayahku memberlakukan syarat :

Ayah Tersayang : "Inget, kamu harus cek dulu kebenarannya,jangan sampai dia lelaki beristri, duda atau dia sudah punya anak!"

Jiaaaaa... lama-lama mas Semok aku suruh bawa Surat lamaran lengkap dengan SKCK dan surat keterangan belom menikah :p

Aku takut apa yang aku pertahankan ternyata mengecewakan orang tuaku. Aku takut ternyata aku belum siap untuk menjalani hubungan penuh komitmen.

Perasaanku masih tidak menentu. Aku bahagia tapi aku tidak bisa melihat wajahnya bahagia, seperti biasa, pasanganku adalah laki-laki yang ekspresinya sulit ditebak.
Harus kita pancing dulu.... Misalnya :

Tiar Imut : Mas... marah yaaaa?
Mas Diam : Emang kenapa?
Tiar Imut : Soalnya aku ngelarang mas ke luar kotaaa...
Mas Diam : Sebenernya sih iya,tapi ya sudahlah..

atau

Tiar Manis : Mas...mas cemburu ta aku deket2 ama Maz xxxx?
Mas Misterius : Ya..iya sih sebenernya..
Tiar Manis : Yaaaa bilaaang doonk....
Mas Misterius : Ya..tau sendiri laaah..

Jadi intinya selama ini dia salah menilaiku, selama ini dia pikir saya adalah dukun yang tau isi hatinya tanpa berbicara.. *plokplokplok

Bisa jadi dia juga merasakan apa yang aku rasakan, ketakutan akan salah memilih pasangan, atau mungkin dia mulai berfikir ulang untuk hidup dengan wanita sepertiku yang :
Bawel, Suka ngomel, Cerewet, susah dikasih tau, ga bisa diem, cemburuan, suka ngupil sembarangan trus ditaroh dimana-mana (ninggalin jejak kekuasaan geetooo) dan doyan makan.

Jadi pikiran itu menggangguku pada keesokan harinya.

Hari itu, 6 Desember 2011

Aku berangkat ke kantor. Sepagian itu mamaku sibuk mempersiapkan keperluanku bahkan motorku juga Mama yang manasin. Selanjutnya aku berangkat dengan hati riang gembira, kawat gigiku yang baru berwarna kuning ceria. Pokoknya mah aku senyam-senyum terus mengetahui hubunganku dan Mas Semok (Halah, daritadi gonta ganti mulu namanya ah...) bisa dilanjutkan ke tahapan lebih serius. Mungkin Tahapan BCA....

Setelah tambal ban, aku melaju dengan kecepatan lumayan, ya bisa dibilang motorku tercinta yang belum genap 1 tahun itu bisa ngeGas sendiri saking aku kebawa euphoria.
Tiba-tiba ketika sadar aku sudah berada cukup dekat dengan motor yang berhenti karena lagi ada orang nyebrang.

Antara speedometerku yang menunjukkan angka 70-80Km/jam hingga pilihan untuk nabrak motor di depanku atau menabrakkan diri ke pembatas jalan...
Aku memilih meredam tekanan dengan menabrak motor di depanku. Setidaknya tidak memperparah keadaan daripada gambling kepalaku nyungsrek di trotoar.

Aku jatuh ke kanan jalan, motorku di kiri jalan. Sedang aku tak sempat melihat korban yang aku tabrak. Si Mbak-mbak ngomel-ngomel karena jatuh. Aku merasa mulutku aneh, basah dan rasanya nggak nyaman. Aku berjalan ke pinggir jalan sambil melepas helm dan slayerku. Seketika slayer yang aku gunakan layaknya mangkok berisi sup merah. Merah darah. dengan gigiku yang copot sebagai pemanisnya.

Aku tidak khawatir, aku tidak menangis, juga tidak pingsan.

Aku minta maaf pada si Mbak yang aku tabrak,yang lantas menutup wajahnya ketika melihat wajahku dan ngeloyor pergi begitu saja. Aku masih mencoba menghubungi Mas Semok. soalnya kalau menghubungi Mama aku kuatir mama semakin panik dan pingsan. Tapi sayang Mas Semok ga bisa dihubungi.

Aku jadi penasaran sama mukaku, secara orang-orang di sekelilingku histeris ngeliat aku. Aku telpon Mas Semok sambil menuju kaca spion dan seketika aku langsung menyimpan HP ku, segera minta tolong Mas-Mas Departemen Perhubungan untuk nganter ke Rumah Sakit.

Bibir atasku terlipat gitu ke dalam, gigiku langsung ompong dan darah tidak berhenti mengucur.
Aku jelas berhenti menghubungi Mas Semok, mau aku foto tapi aku takut malah pamali ntar ga bisa balik.

Berikut pembicaraan bersama Mas - Mas Dephub.
MD (Mas Dephub) : Mbak, udah ada yg bisa dihubungi?
TBTTI (Tiar Berdarah Tapi Tetep Imut) : Ndak ada mas,mas tolong bawa saya ke Rumah Sakit Islam,mas.
MD : Oh iya mbak, ada kok Rumah Sakit dekat sini mbak.
TBTTI : *ngasih kunci motor ke mas dephub,tenang dan damai karena mau ke rumah sakit terdekat


Maka aku dibonceng naik Barang Bukti, sepanjang jalan MD selalu nanyain kondisiku. Sedang aku sibuk menahan darahku yang mengucur membuat jaket tersayangku, Yang Thanks Ya Allah aku pakai jaket tebal, berdarah-darah. Lalu kami berhenti di sebuah pagar dengan pos Satpam.

Terimakasih Ya Allah, Rumah Sakitnya dekat...

MD : "Pak..."
TBTTI : harap-harap cemas
MD : "RUMAH SAKIT TERDEKAT DIMANA YA?"

Arrrggghhh.. ternyata kami masih berputar-putar... Kepalaku makin pusing, darahku makin deras...

Akhirnya nah looo.. tetep di Rumah Sakit Islam toooh..

Akhirnya karena aku pengen cepet bibirku normal kembali maka aku pun ke UGD jalan kaki sendiri. langsung tolah toleh ngelepas semua helm, jaket, jilbab dan segalanya... kecuali baju dan celana. Klo copot semua ntar disangka mau numpang mandi.

Aku udah panik minta perawat balikin bibirku.

Tiar Panik Tapi Tetep Imut (TPTTI) : Mbak..mbak.. bibirku bisa kembali kan mbaaak??? *terasa ujung kawat behelku mencuat
Perawat Baik Hati (PBH) : Lho mau dibalikin kayak gimana lagi/ udah kayak gini...


Zhiiiing... apakah maksudnya itu terlalu rusak sampai ndak bisa kembali????!!!!
Aku ambil HP ku yang ada kamera depannya (ih canggih euy.. hihihi) dan melihat bibirku yang terlipat sudah normal kembali tapi darah kemana-mana. Andai aku tadahin mungkin aku ga perlu kecewa bolak-balik PMI hanya karena HB ku akhir-akhir ini rendah, ya langsung aja aku donorin darah itu.

Karena mukaku udah cantik lagi,aku baru telpon Mas Semok. Tapi sayang, dokter meminta KTP ku dan seketika sadarlah aku!!!!

Aku ga bawa Dompet.
Yang artinya ga bawa uang
ga bawa KTP
ga bawa SIM
ga bawa STNK
ga bawa Surat Kawin karena belom boleh berkahwin (mak,kok jadi encik-encik malaysia begini??)

Alhamdulillah ga ada polisi, kalau urusan polisi dulu bisa-bisa aku matyi kehabisan darah di pos polisi terdekat.
Maaf pak pol.. saya hanya berusaha mencari sesuatu untuk disyukuri :)

Aku disibukkan dengan mengisi form, lalu mulutku sibuk ditowal towel untuk dibersihkan lukanya. Aku sibuk merengek. Perihnya terasa sangat saat mulutku dibersihkan. Lantas aku mengalihkan dengan menghubungi kantor, menghubungi mama yang seketika panik dan naik taksi sampe nyasar2, dan mas Semok menghubungi perawatku. Lhoooo??? Kan mulutku udah dijahiittt.. ga bisa ngomong.

Dulu kala jaman adikku operasi pengangkatan tumor tulang aku ngerasa ngilu bayangin dia dijahit. Kali ini aku merasakan bagaimana benang-benang itu menggesek kulit bibirku yang seksi ini.
Tiar : "Pak..." memegang pergelangan tangan penjahit mulut, "pak..saya takuut..."
Penjahit : "Lho,takut itu tadi waktu nyetir,sekarang dirawat ditangani ga boleh takut"

Aku langsung diem. Cleb. Ngambek.
Maka aku pulang dengan gigi bogang, 2 gigi tercabut dari gusi,sempurna tercabut. Dengan total 19 jahitan di mulutku. 13 bagian dalam dan 6 bagian luar.

Selama kejadian hingga proses pemulihan, harus aku akui bahwa banyak hikmah yang aku dapatkan. Paling terasa ya saat ayah pulang ke rumah, secara aku sangat merindukan perhatian ayahku tercinta. Langsung aku peluk deh sambil nangis, bukan karena sakit tapi karena rindunya aku pada Ayah...

Ketulusan Mas Semok nganterin aku kemana-mana, nungguin kontrol dan lain sebagainya sekalipun saat itu dia sedang sibuk, ada pekerjaan atau lelah ternyata membuat ayahku menggolkan ijin menikah.

Sebelumnya ayah selalu cemas aku menikah lebih dulu, tapi kemarin,saat mengantarkan aku pulang dari kantor (iyaah saya udah ngantor lagi... )

"Ditabung uangnya,tiar..kamu kan mau nikah... Maaf orang tua tidak bisa membantu,selama ini bikin susah kamu..."

dan saya harus menyembunyikan tangis haru dibelakang punggung ayah yang menyetir motor....