Rabu, 08 Januari 2014

Kau yang Tak Teraih

Assalammualaikum,

Hari terakhir di Surabaya, semuanya sudah siap. Tinggal memasukkan beberapa kosmetik dan pakaian pelengkap maka kakiku akan mantap meninggalkan kota Pahlawan ini. Meninggalkan Mama dan Ayah dengan janji kembali membawa berita bahagia.

Selain perasaan sedih karena akan berpisah entah sampai kapan karena belum beli tiket pulang,  ada segelintir rasa yang menyelinap. Perasaan yang entah apa ini namanya, perasaan yang tak tersampaikan.

Aku jatuh hati, sejak ribuan malam yang lalu dan tak pernah berani berkata karena kau begitu sempurna dan tak teraih. Lalu kau hadir kembali di kehidupanku,  membongkar kenangan masa lalu. Kau tak pernah beranjak dari hidupku, tak pernah. Aku ingat caramu berbicara, ingat cara jalanmu, ingat bagaimana kau tertawa. Kau tak pernah pergi...

Kemudian kita bertemu lagi, kau masih sesempurna ingatanku. Kau semakin tak teraih. Maka aku cukup tahu diri untuk diam dan sekedar memimpikanmu. Aku bukan siapa-siapa, sungguh jauh diriku dari kata pantas untukmu.

Tak sesantun engkau, tak se kaffah engkau, tak sebaik engkau. Tapi perasaan ini begitu besar dan begitu kuat. Aku tak pernah merasa sesedih ini kala jatuh cinta, Kekasihku.

Aku sedih karena aku mencintaimu yang begitu indah, aku sedih karena aku mencintaimu yang tak teraih, aku sedih karena aku takut aku harus menikam perasaan ini sampai mati.
Aku sedih karena aku takut mengotori kesempurnaanmu, mengotori kesucian hatimu.

Berharap untuk kau miliki adalah salah satu mimpi besarku, memiliki madrasah keluarga dengan kau imamnya adalah tujuanku. Tapi entah mengapa, takdir tak pernah pasti dan aku tak kunjung berani.

Aku sedih, sedih karena tidak tau hubungan apa yang sedang aku jalani denganmu. Aku ingin menjaga hatiku dan diriku dengan berpuasa, tapi setiap malam tiba aku merindukan berbagi cerita denganmu. Bagaimanalah ini Cintaku, dalam hitungan beberapa jam aku akan pergi ke lingkungan yang baru, dalam beberapa jam aku akan berkumpul dengan teman-teman baru dan dari ribuan orang itu akan ada satu dua yang mendekatiku.

Lantas apa yang harus aku lakukan, Cinta? Istikharah ku bermuara padamu tapi kau tak kunjung bicara padaku. Aku mulai ragu arti mimpiku, apakah petunjuk atau bunga tidur semata.

Aku mencintaimu, dengan setulus hatiku meski aku sadar aku tak mampu.
Katakanlah padaku bagaimana perasaanmu, katakanlah padaku apa yang harus aku lakukan, karena jika kau minta aku menjalani hidup biasa saja seperti tidak ada apa-apa itu tak akan mungkin kulakukan.

Karena ada kamu, yang mencuri hatiku sejak pertama bertemu.


2008-2014

0 komentar:

Posting Komentar