Selasa, 13 September 2011

Belajar untuk Bijak, Belajar untuk Ikhlas

Assalammualaikum...

Dear, sampai sekarang ayah masih belum setuju dengan lelaki pilihanku. Bermula dari ketidaksetujuan ayahku karena dianggap kurang mampu, lantas kemudian aku berhasil meyakinkan ayahku bahwa lelaki pilihanku itu mampu, ayah  berbalik arah tidak menyetujui karena mampunya. Lantas faktor usia dijadikan alasan untuk tidak merestui lelaki pilihanku.Jika itu yang ayah permasalahkan, aku tidak bisa berbuat apa-apa...
Aku mencintai ayahku, dia tetap lelaki terhebat dalam hidupku. Sekalipun ayahku melakukan kesalahan berulang kali, itu tak lepas dari ketidaksempurnaannya sebagai manusia.Aku tau, ayah sangat menyayangiku, sangat mencintaiku... Ayah ingin yang terbaik,bagiku.
Fase-fase ketidakhadiran seorang ayah di kehidupanku, bagian-bagian kehidupanku yang tak terisi dengan sosok ayah yang aku idolakan saat aku masih kecil menggiringku menuju kecintaanku pada lelaki yang lebih tua. Aku, si gadis kecil yang keras kepala, manja dan semaunya sendiri merasa sangat nyaman dengan lelaki pilihanku.
Dia sosok yang sederhana, setia, humoris, sangat perhatian dan peduli padaku dengan caranya sendiri. Dia cuma sekali ikutan marah saat aku merajuk bikin dia bingung,hehehe... Bagiku dia ketidaksempurnaan yang aku sanggup untuk melengkapinya. Aku yang ceroboh, dia yang mengingatkan dengan caranya tanpa membuatku merasa terpojok. Dia yang tau bagaimana harus mengkritikku, dia yang selalu berusaha membuatku tersenyum, dia yang selalu bingung jika aku menangis..
Tapi ayah bolak balik mengancam jika aku masih melanjutkan hubungan dengannya. Aku emang udah lama nggak ketemu ayah, tapi ayah masih belum merestui, masih belum bisa menerima, masih terus menerorku dan mengancam keselamatannya jika aku masih nekat bersamanya. Aku tidak tau apa salahnya hingga ayahku sedemikian membencinya..
Aku tidak tau apa yang harus aku lakukan, aku telah jatuh hati padanya. Aku merasa beruntung dan bahagia memilikinya, tapi hubungan serius ini, yang akan menuju ke pernikahan...tidak hanya melibatkan aku dan dia, tapi juga "menikahkan" dua keluarga.
Dia mungkin bisa menghadapi ayahku yang keras, yang kalau bicara sebelas duabelas lah denganku... tapi Ibunya, Saudara-saudaranya.. mampukah? Kalaupun mampu, aku yang mungkin takkan pernah tega..
Aku cuma ingin punya keluarga, yang bisa sayang padaku.. bisa membuatku menjadi bagian dari keluarga tersebut.. Tidak pernah bermaksud membuat keluarga baruku tersakiti hatinya.
Aku menyayangi dia, aku ingin tetap melihatnya meski dia bukan milikku, aku tidak bisa melihat orang yang aku cintai akan tersakiti, aku cinta damai aja.. nggak mau ada insiden-insiden yang  menarik perhatian untuk cari sensasi.
Sebesar apapun dia mempertahankanku, takkan sebesar ketidaksanggupanku melihatnya tersakiti. Kalau ada yang harus dikorbankan, itu aku. Aku terbiasa menerima kenyataan bahwa aku adalah penyebab segala masalah. Aku juga terbiasa kehilangan. Aku terbiasa tidak mendapatkan apa yang aku mau di rumah. Jadi, satu kehilangan lagi takkan merubah banyak hal... takkan menghancurkanku..
Aku mencintainya, terlalu mencintainya sampai tak sanggup  melihatnya terluka. Dia pantas mendapatkan yang lebih baik dariku, dia pantas mendapatkan kehidupannya yang bahagia,tanpa masalah seperti jika dia bersamaku.
Jika restu orang tua adalah restumu, atau jika ini adalah cobaan yang harus kami lalui, aku ikhlas melepasnya seikhlas aku bersamanya. Jika dia bukan untukku, hilangkan cinta dari hatiku, hilangkan sayang dari hatinya. Lindungi hati kami berdua agar tetap bersyukur sekalipun harus berpisah. Beri aku kekuatan tanpa dia, beri dia kemudahan tanpa aku..

Wassalammualaikum..

2 komentar:

  1. Love will get stronger when its hard to find.
    And I know you will find your true love.
    And he will be a very very very lucky man to have you.

    BalasHapus
  2. Baru sadar, mungkin tulisan ini ikhlas banget... sampai akhirnya tragedi ditinggal nikah terjadi padaku, hehehe...

    Allah sayang banget sama aku...

    BalasHapus